Blog Yang Berisi Pandangan-Pandangan Organisasi Pergerakan Yang Bertujuan Mewujudkan Sosialisme Yang Demokratis di Indonesia. Untuk menghubungi kami silahkan mengirimkan email ke: arahgerak@arahgerak.co.cc

SUKSESKAN SILAHTURAHMI AKBAR RAKYAT MISKIN DI BEKASI, 30 AGUSTUS 2009 DENGAN TEMA" MAMPUHKAH PEMERINTAH DAN DPR HASIL PEMILU MENYELESAIKAN PROBLEM RAKYAT MISKIN?"

Terbaru

15 Juni 2008

PIDATO POLITIK DEKLARASI KP-PRP


PIDATO POLITIK DEKLARASI

KOMITE PERSIAPAN PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA (KP-PRP)

Salam Sosialis!

Hidup Rakyat Pekerja!

Kawan-kawan semesta rakyat pekerja dan seperjuangan!

Memeras keringat, membanting tulang, sekuat tenaga,
segala kerja di dunia ini tak tercipta tanpa tenagaku,
Namun upah kerjaku tiada cukup ‘tuk sekedar makan,
kita buruh tidak akan hanya menyerah kepada nasib,
Bersatu dan berjuang untuk mencapai kebahagian,
Dini hari di waktu fajar sebelum bercahaya,
Tak ku kenal lelah, bangun pergi aku turun ke sawah,
Betapa berat aku bergulat dalam lumpur pagi hingga petang,
Namun jerih payahku hanya sedikit ku ikut mengenyam,
kita rakyat pekerja haruslah berani mengubah nasib sendiri,
Bangkit serta berjuang untuk lenyapkan ketidakadilan.

Semangat perlawanan yang membara dari lagu di atas telah menjadi inspirasi bagi tak terhingga banyaknya orang, yang secara berani memilih berjuang untuk cita-cita pembebasan rakyat negeri ini dari kemiskinan dan ketertindasan. Secara sosial politik, cita-cita mulia itu telah dikriminalkan dengan menjatuhkan vonis bahwa aspirasi yang diberi cap seperti: "kiri","merah","sosialis" adalah terlarang dan bertentangan dengan kepribadian bangsa (?). Kita adalah orang-orang itu, yang dalam pengalaman kita masing-masing melihat bahwa keberpihakan kepada rakyat membawa kita pada pilihan dimana garis kita berpijak.

Sayang seribu sayang, kokohnya pegangan kita pada keyakinan politik keberpihakan kita, belum diimbangi dengan solidnya kekuatan nyata "kaum kiri’ Indonesia saat ini. Perpecahan dalam kelompok-kelompok kiri dengan beragam ukuran dan bentuk, menjauhkan kita dari keterarahan perjuangan. Akibatnya di atas panggung perubahan politik selama 5 tahun sejak berakhirnya kekuasaan Suharto, kekuatan kiri gagal menghadirkan diri sebagai Ideologi, Politik dan Organisasi-nya rakyat tertindas. Ketajaman analisa dan keteguhan sikap yang dipegang "kaum kiri" seolah tenggelam di tengah gemuruh gelombang "reformasi yang semrawut"

Rakyat pekerja semua yang saya muliakan!

Deklarasi Perhimpunan Rakyat Pekerja ini diikhtiarkan menjadi sebuah awalan untuk merajut kekuatan kelompok-kelompok kiri yang tersebar demi memajukan kualitas gerak dan kerja perlawanan radikal rakyat pekerja. Inilah yang menjadi semangat awal perumusan pentingnya MENYATUKAN tindakan dalam badan politik yang mampu mewadahi keperluan PERSATUAN.

      "Ajolah kawan, buruh tani, pemuda dan angkatan kita madju melawan siap senjata dan serbu ke kandang lawan, pastilah menang, pastilah menang, pasti menang revolusi ’45. "

Sesungguhnya, penyatuan itu dibuat untuk dapat menghadirkan sebuah perjuangan kelas di atas panggung politik Indonesia. Dominasi politik sayap kanan berarti kelas pemilik modal praktis tidak mendapatkan hambatan dalam memaksakan kepentingan-kepentingan ekonomi-politik mereka, agar tercermin dalam keputusan-keputusan lembaga negara. Sebuah perjuangan kelas mengupayakan agar kelas-kelas yang kepentingannya berlawanan dengan kepentingan para pemilik modal masuk ke dalam pertarungan, untuk langsung berebut menjadi kekuatan yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan semacam itu. Keberadaan perjuangan kelas yang kokoh setidaknya akan menjadi penghalang bagi kelas pemilik modal agar tidak merajalela dalam memaksakan segala keputusan ekonomi-politik yang mencerminkan kepentingannya. Ini akan memaksa mereka untuk berhitung seribu kali, sebelum mencoba cara-cara penghisapan baru.

Namun, jika perjuangan kelas itu berhasil, justru rakyat pekerjalah yang akan dapat memaksa negara untuk mengambil keputusan-keputusan yang akan mencerminkan kepentingan rakyat pekerja itu sendiri. Singkatnya, tujuan kita adalah untuk mengangkat rakyat pekerja itu ke tampuk kekuasaan, melatih dan memperlengkapi mereka dengan kemampuan untuk melaksanakan sendiri penyelenggaraan negara jika kekuasaan itu ada di tangan mereka.

Sosial Demokrasi adalah gabungan dari gerakan buruh dengan sosialisme. Tugasnya bukanlah melayani gerakan klas pekerja secara pasif pada setiap tahap-tahapnya yang terpisah, melainkan mewakili kepentingan gerakan secara keseluruhan, menunjukkan tujuan-tujuan pokok dan tugas-tugas politiknya, dan melindungi kemandirian politik dan ideologinya.

Kawan-kawan seperjuangan yang tetap teguh digaris massa!

Ide tentang perlunya persatuan kiri ini telah muncul beberapa bulan yang lalu. Beberapa kelompok yang saat itu sepakat untuk mengadakan peleburan, kemudian memutuskan untuk mengambil inisiatif memulai proses ini secara resmi. Memang ada jalan lain, kita bisa mulai dengan mengumpulkan semua kelompok terlebih dahulu. Namun, jika kita menempuh jalan ini, kemungkinan prosesnya akan berjalan dengan lambat karena tidak ada satu ikatan komitmen yang kongkrit di antara kelompok-kelompok yang sudah bersepakat tersebut. Kami akhirnya memutuskan untuk memulai proses penyatuan ini secara resmi. Selain keuntungan adanya komitmen tertulis, kami juga bisa membuat sebuah struktur yang akan memungkinkan adanya kesatuan tindakan dan keserasian gerak dalam mewujudkan persatuan ini.

Oleh karena itulah, kami kemudian mengadakan sebuah Pertemuan Nasional Unifikasi pada tanggal 13-15 Mei 2004 di Surakarta. Pertemuan ini didahului oleh pembentukan Kolektif di berbagai kota. Ada sepuluh kota di mana proses ini telah mulai berjalan yakni Medan, Padang, Jabotabek, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Palu, Banjar, Makassar. Melalui Kolektif Kota inilah Pertemuan Nasional Unifikasi diadakan.

Tepat pukul 22.45 WIB, tanggal 13 Mei 2004, seluruh peserta Pertemuan Nasional Unifikasi secara aklamasi menyepakati pembentukan Komite Persiapan Unifikasi yang bekerja secara nasional. Komite Persiapan ini diberi nama Komite Persiapan Perhimpunan Rakyat Pekerja (KP-PRP).

Kami meyakini banyak orang atau kelompok lain juga mengklaim melancarkan perjuangan kelas. Tapi bagi kami, hanya sebuah praktek yang akan membedakan kita dari lainnya. Untuk itulah, kami membutuhkan panduan praktek yang berfungsi untuk menuntun jalan kami agar tetap menuju cita-cita mulia tersebut. Panduan praktek yang telah ditetapkan oleh Pertemuan Nasional Unifikasi yang menjadi rujukan bagi tiap gerak langkah unifikasi ini, adalah:

  1. Sebuah politik kelas akan selalu mendekatkan kelas pekerja pada kekuasaan ekonomi, politik dan teori (Ideologi dan kesadaran).

  2. Perjuangan untuk kekuasaan ekonomi, politik dan ideologi itu dilakukan melalui organ partai proletariat, namun jika tiba saatnya, hanya sebuah komune atau sovyet sajalah yang akan mampu menjadi alat kelas pekerja untuk memegang kekuasaan riil.

  3. Sebuah partai akan dapat disebut partai proletariat jika di dalamnya proletariat juga berdominasi, kelas-kelas dan sektor-sektor lain di dalam partai tersebut berada di bawah kepemimpinan ideologi proletariat dan mengabdikan perjuangan sektoralnya untuk kepentingan kemenangan proletariat.

  4. Salah satu syarat untuk terjadinya dominasi proletariat ini adalah pada "komposisi kelas" di dalam organisasi, sebuah partai proletar harus dapat membuat komposisi kelas di dalam dirinya didominasi oleh proletariat.

  5. Karena mayoritas proletariat dan kelas pekerja lain saat ini berada di bawah cengkeraman hegemoni ideologi borjuasi, maka perlu ada sebuah organisasi pelopor, yakni organisasi yang memanggul tugas untuk memajukan kesadaran kelas pekerja menuju sebuah kesadaran kelas pekrja baru akan bebas menentukan nasibnya sendiri jika mereka memegang kekuasan ekonomi dan politik.

  6. Untuk dapat menjadi pelopor, sebuah organisasi harus memiliki sentralisme di dalam dirinya, sentralisme yang akan memungkinkannya untuk bergerak sebagai satu tubuh dan satu jiwa. Namun, sentralisme ini tidak dapat didasarkan semata-mata pada wewenang atau mandat kepada Pusat, melainkan terutama oleh pemahaman bersama atas langkah-langkah yang harus diambil untuk menanggapi situasi tertentu.

  7. Keyakinan bahwa perjuangan kelas proletariat hanya akan menjadi kekuatan utuh jika disandarkan pada kekuatan Internasionalisme.

Tjampakkanlah penindasan
Hiduplah kekuatan
Pantjangkanlah pandji merah
di dunia kaum pekerdja.

Jakarta, 22 Agustus 2004

Willy Aditya

Sekretaris Jenderal KP-PRP


Tidak ada komentar:

Baca Arsip Ini

Sebarkan Sosialisme


Jangan Berhenti Berpropaganda

Agen Sosialis

Mississippi Jones Act
Terus Berjuang Sampai Menang

Kamus Or Dictionary

Direct Action

Jelajah Dunia

Socialism 2008 - Malaysia

Jelajah ArahGerak

Media Borjuis


KRISIS LISTRIK DI INDONESIA

AGENDA PERLAWANAN RAKYAT

KPRM-PRD